Jumat, 08 Juli 2011

Sejarah Tattoo

TATTOO berasal dari bahasa Tahiti “tatu” yang konon artinya tanda. Pengertian TATTOO secara garis besar  yaitu gambar atau simbol yang dilukiskan pada permukaan kulit. Kesimpulan dari para ahli bahwa seni membuat tattoo sudah ada sejak 12.000 tahun SM. Kesimpulan tersebut diperkuat dengan adanya penemuan tubuh manusia yang sudah membeku dipegununan es dekat perbatasan antara Austria dan Italy pada tahun 1992. Yang diperkirakan tubuh tersebut telah berusia lebih dari 5000 tahun, ditubuhnya terdapat 58 guratan tatto berupa garis-garis, hal ini menandakan bahwa seni dalam membuat tatto telah ada pada masa itu. Menurut sejarah Mesir lah yang menjadi biang keladinya perkembangan tatto di dunia.
Bangsa Yunani kuno memakai tattoo sebagai tanda pengenal para anggota dari badan intelijen mereka. Bangsa Romawi mereka memakai tattoo sebagai tanda bahwa seseorang itu berasal dari golongan budak, dan Tattoo juga dirajahi ke setiap tubuh para tahanannya. Suku Maori di New Zealand membuat Tattoo berbentuk ukiran-ukiran spiral pada wajah dan pantat. Menurut mereka, ini adalah tanda bagi keturunan yang baik. Di Kepulauan Solomon, Tattoo ditorehkan di wajah perempuan sebagai ritus untuk menandai tahapan baru dalam kehidupan mereka. Suku Nuer di Sudan memakai Tattoo untuk menandai ritus inisiasi pada anak laki-laki. Orang-orang Indian melukis tubuh dan mengukir kulit mereka untuk menambah kecantikan atau menunjukkan status sosial tertentu.

Pada kisaran tahun 4000-2000 SM, tattoo merupakan bagian dari ritual yang memiliki nilai dan fungsionalitas yang cukup tinggi, dan juga digunakan sebagai lambang tingkatan religiositas seseorang. Tattoo alias Wen Shen atau Rajah mulai merambahi negara Cina sekitar taon 2000 SM. Wen Shen konon artinya “akupunktur badan”. Perlu diketahui, sama seperti bangsa Romawi, bangsa Cina kuno memakaiTattoo untuk menandakan bahwa seseorang pernah dipenjara. Sementara di Tiongkok sendiri, budaya Tattoo terdapat pada beberapa etnis minoritasnya, yang telah diwarisi oleh nenek moyang mereka, seperti etnis Drung, Dai, dan Li, namun hanya para wanita yang berasal dari etnis Li dan Drung yang memilik kebiasaan mentato wajahnya. Riwayat adat-istiadat Tattoo etnis Drung ini muncul sekitar akhir masa Kedinastian Kaisar Ming (sekitar 350 tahun yang lalu), ketika itu mereka diserang oleh sekelompok etnis lainnya dan pada saat itu mereka menangkap beberapa wanita dari etnis Drung untuk dijadikan sebagai budak. Demi menghindari terjadinya pemerkosaan, para wanita tersebut kemudian mentato wajah mereka untuk membuat mereka kelihatan kurang menarik di mata sang penculik. Meskipun kini para wanita dari etnis minoritas Drung ini tidak lagi dalam keadaan terancam oleh penyerangan dari etnis minoritas lainnya, namun mereka masih terus mempertahankan adat-istiadat ini sebagai sebuah lambang kekuatan kedewasaan. Para anak gadis dari etnis minoritas Drung mentato wajahnya ketika mereka berusia antara 12 dan 13 tahun sebagai sebuah simbol pendewasaan diri. Ada penjelasan yang berbeda para wanita tersebut mentato wajahnya. Sebagian orang mengatakan, bahwa warga etnis Drung menganggap wanita yang ber-Tattoo terlihat lebih cantik dan para kaum Adam etnis Drung tidak akan menikahi seorang wanita yang tidak memiliki Tattoo di wajahnya.
Di Indonesia Orang-orang Mentawai di kepulauan Mentawai, suku Dayak di Kalimantan, dan suku Sumba di NTB, sudah mengenal tattoo sejak jaman dulu. Bahkan bagi suku Dayak, seseorang yang berhasil “memenggal kepala” musuhnya, dia mendapat tattoo di tangannya. Begitu juga dengan suku Mentawai, tattoo-nya Tidak dibuat sembarangan. Sebelum pembuatan tattoo dilaksanakan, ada Panen Enegaf alias upacara inisiasi yang dilakukan di Puturkaf Uma dan upacara ini dipimpin oleh Sikerei (dukun). Setelah upacara ini selesai, barulah proses pembuatan Tattoo dilaksanakan. Tattoo bagi masyarakat tradisional Mentawai memiliki banyak makna yang berupa tanda atau simbol. Tattoo ditubuhnya juga dapat menunjukkan derajat, kesukuan, keluarga serta prestasi yang telah dia capai. Tattoo Mentawai yang berbentuk statis dan proporsinya aneh itu merupakan kakayaan diri bagi sipemakainya.

Dulunya bahan untuk membuat tattoo berasal dari arang tempurung yang dicampur dengan air tebu. Alat-alat yang digunakan masih sangat tradisional. Seperti tangkai kayu, tulang dan pemukul dari batang. Di kuil-kuil Shaolin menggunakan gentong tembaga yang dipanaskan untuk mencetak gambar naga pada kulit tubih. Murid-murid Shaolin yang dianggap memenuhi syarat untuk mendapatkan simbol itu, dengan menempelkan kedua lengan mereka pada semacam cetakan gambar naga yang ada di kedua sisi gentong tembaga panas itu.Saat ini, terutama di kalangan masyarakat perkotaan, pembuatan Tattoo dilakukan dengan mesin elektrik. Mesin ini ditemukan pada tahun 1891 di Inggris. Kemudian zat pewarnanya menggunakan tinta sintetis (tinta tattoo).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar