Kamis, 07 Juli 2011

KERINCI


Kerinci berada di ujung barat Provinsi Jambi. Nama ‘Kerinci’ berasal dari bahasa Tamil “Kurinci”. Kurinci juga berarti "kawasan pegunungan". Di zaman dahulu Sumatera dikenal dengan istilah Swarnadwipa atau Swarnabhumi (tanah atau pulau emas). Kala itu Kerinci, Lebong dan Minangkabau menjadi wilayah penghasil emas utama di Indonesia (walaupun kebanyakan sumber emas terdapat di luar Kabupaten Kerinci di daerah Pangkalan Jambu, Kabupaten Merangin). Di daerah Kerinci banyak ditemukan batu-batuan Megalitik dari zaman Perunggu (Bronze Age) dengan pengaruh Budha termasuk keramik Tiongkok. Hal ini menunjukkan wilayah ini telah banyak berhubungan dengan dunia luar. Awalnya ‘Kerinci’ adalah nama sebuah gunung dan danau, tetapi kemudian wilayah yang berada di sekitarnya disebut dengan nama yang sama. Dengan begitu daerahnya disebut sebagai Kerinci (Kinci atau Kince atau “Kincai” dalam bahasa setempat), dan penduduknya pun disebut sebagai orang Kerinci. Daerah Kerinci memiliki luas 4.200 km2 terdiri atas 11 kecamatan (yang merupakan rangkaian kampung atau pemukimam).

Suku Kerinci sebagaimana juga halnya dengan suku-suku lain di Sumatra termasuk ras Mongoloid Selatan berbahasa Austronesia. Berdasarkan bahasa dan adat-istiadat suku Kerinci termasuk dalam kategori Melayu, dan paling dekat dengan Minangkabau dan Melayu Jambi. Sebagian besar suku Kerinci menggunakan bahasa Kerinci, yang memiliki beragam dialek, yang bisa berbeda cukup jauh antar satu tempat dengan tempat lainnya di dalam wilayah Kabupaten Kerinci. Untuk berbicara dengan pendatang biasanya digunakanbahasa Minangkabau atau bahasa Indonesia. Bahasa Kerinci adalah bahasa yang digunakan suku Kerinci di sekitar wilayah Sungai Penuh. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia. Ragam dialeknya sangat tinggi bila dilihat dari wilayah penuturnya yang kecil. Beberapa dialek diantaranya Ulu, Mamak, Akit, Talang, dan Sakei. Aksara Kangana adalah aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa Kerinci.

Tari-tariannya adat merupakan campuran Minang dan Kerinci serta Melayu. Lagu-lagu Kerinci juga terkenal unik. Pakaian adatnya juga sangat indah. Rumah suku Kerinci disebut "Larik" karena terdiri dari beberapa deretan rumah petak yang bersambung-sambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar